Lompat ke isi utama

Berita

Mualem Lantik Dr. Safaruddin dan Zaman Akli Jadi Bupati dan Wakil Bupati Abdya Periode 2025-2030

Rapat Paripurna Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Abdya Masa Jabatan 2025-2030 di Gedung DPRK, Minggu (16/02/2025).

Rapat Paripurna Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Abdya Masa Jabatan 2025-2030 di Gedung DPRK, Minggu (16/02/2025).

Aceh Barat Daya, Gubernur Aceh, H Muzakir Manaf atau sapaan Mualem, mengambil sumpah jabatan dan melantik pasangan Dr. Safaruddin S.Sos., MSP dan Zaman Akli, S.sos sebagai Bupati dan Wakil Bupati Aceh Barat Daya (Abdya) Periode 2025-2030, dalam Rapat Paripurna DPRK Abdya yang berlangsung di Gedung DPRK Abdya Komplek Perkantoran Keude Paya, Abdya , Minggu (16/2/2025). 

Gubernur Aceh, H Muzakir Manaf (Mualem), bertindak langsung untuk pengambilan sumpah jabatan dan melantik pasangan Dr. Safaruddin sebagai Bupati dan Zamqn Akli, S.So sebagai Wakil Bupati Abdya Periode 2025-2030.

Paripurna pelantikan yang berlangsung khidmat itu dipimpin Ketua DPRK Abdya Roni Guswandi, S.Pi , dan dihadiri segenap anggota DPRK, unsur Forkopimda, Kepala SKPK, para camat se-Abdya.

Hendra selaku Ketua Panwaslih Kabupaten Aceh Barat Daya mengucapkan selamat kepada Bapak Bupati Safaruddin dan Zaman Akli resmi menjabat Bupati dan Wakil Bupati Aceh Barat Daya setelah ungggul dari dua kandidat lainnya dalam Pilkada 2024 dengan memperoleh 56.811 suara atau 59 persen dari total suara sah.

Hari ini adalah awal dari perjalanan panjang untuk mengabdi kepada negeri, membangun daerah bukanlah tugas yang mudah, tetapi dengan semangat kebersamaan dengan masyarakat Kabupaten Aceh Barat Daya dapat membangun daerah semakin lebih baik, ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur menekankan pentingnya kebersamaan dalam membangun daerah, mengingat tantangan besar yang dihadapi Aceh, yaitu pengentasan kemiskinan dan pengangguran.

“Untuk membangun daerah, kita perlu kebersamaan. Dengan bersama, cita-cita kita bisa tercapai,” ujar Mualem, sapaan akrab Muzakir Manaf. Ia juga mengungkapkan bahwa meskipun Otonomi Khusus (Otsus) Aceh berkurang, masih banyak peluang lain yang dapat dimanfaatkan, terutama dalam pengelolaan sumber daya alam seperti penjualan karbon yang berpotensi meningkatkan pendapatan daerah. “Saya yakin, meskipun Otsus berkurang, negara luar mengincar karbon kita. Ini peluang besar untuk membangun Aceh,” lanjutnya.

Mualem juga mengungkapkan kebijakan strategis untuk memperbaiki perekonomian Aceh, terutama melalui pengembangan sektor industri. Gubernur mengatakan jika di Langsa dan Aceh Utara akan dibangun pabrik rokok. Sementara Kawasan Ekonomi Khusus Aceh Utara akan dihidupkan kembali. “Dengan ini, kami berharap 80 persen pengangguran bisa terserap tenaga kerja,” ujar Mualem. Gubernur juga merencanakan pengadaan kapal penyebrangan dari Lhokseumawe ke Pulau Penang, Malaysia, untuk membawa hasil alam Aceh ke luar negeri.

Sementara Bupati terpilih, Safaruddin, mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dalam membangun Aceh Barat Daya yang lebih maju. “Aceh Barat Daya sudah 22 tahun berdiri, dan kini saatnya untuk membawa Abdya menuju arah baru yang lebih baik. Kami yakin dengan kekuatan politik dan dukungan dari semua pihak, Abdya bisa maju,” kata Safaruddin. Ia juga mengingatkan pentingnya kemandirian dalam pembangunan daerah dengan melibatkan putra-putri terbaik Abdya dalam setiap kebijakan yang dijalankan.

Selain itu, Safaruddin menekankan pentingnya pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. “Kami tidak ingin perusahaan yang mengeruk hasil bumi tanpa memberikan dampak positif bagi kemajuan Abdya. Semua hasil alam harus membawa manfaat untuk kesejahteraan masyarakat,” ujarnya. Ia juga berharap dapat memperkuat pengelolaan sektor pertanahan dan migas di Aceh agar lebih berdampak langsung bagi masyarakat setempat.

Bupati Safaruddin juga memaparkan rencana untuk memajukan Aceh Barat Daya, terutama melalui pengembangan infrastruktur dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Dalam hal pengelolaan ekonomi lokal, Safaruddin mengatakan jika kedepannya akan ada kebijakan yang mendukung produk UKM lokal agar dapat bersaing di pasar swalayan. “Kami ingin 30 persen produk lokal dijual di swalayan yang ada di Abdya,” katanya.